Selasa, 19 November 2013

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan di Amerika sangat terpadu dan selalu mengalami perubahan. Banyak variasi pelayanan yang tersedia dari berbagai disiplin kesehatan profesional, Tetapi untuk memperoleh pelayanan tersebut sangat sulit untuk kalangan yang mempunyai asuransi pelayanan kesehatan yang terbatas. Sedangkan, mereka yang tidak mempunyai asuransi sering datang pada saat penyakit telah bertambah berat, sehingga membutuhkan biaya yang lebih mahal. Perkembangan teknologi  dan pengobatan baru yang terus berlangsung menyebabkan masa perawatan (length of stay, LOS) menjadi lebih singkat dan berdampak pada biaya pelayanan kesehatan yang juga menjadi meningkat (McMahon  Rosemary. 2002).
Keperawatan adalah suatu disiplin pelayanan. Nilai- nilai profes keperawatan bertujuan menolong orang mendapatkan kembali, mengelola, atau memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, serta memperoleh kenyamanan dan kepercayaan diri. Sistem pelayanan kesehatan pada era millenium ini lebih berorientasi pada bisnis daripada pelayanan karena adanya keinginan untuk menghemat biaya (Perry & Potter, 2009).
B.     Tujuan Penulisan
1.   Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti tentang Mengelola Pelayanan Perawatan Kesehatan Primer”
2.   Tujuan Khusus
a.   Mahasiswa mampu memahami tentang Konsep Pelayanan Kesehatan Primer.
b.   Mahasiswa mampu memahami tentang Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer.
c.   Mahasiswa mampu memahami tentang Bekerja Dalam Masyarakat.
d.   Mahasiswa mampu memahami tentang Meningkatkan Cakupan Kesehatan.
e.   Mahasiswa mampu memahami tentang Merencanakan Kegiatan Kesehatan.
C.    Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah menggunakan metode kepustakaan. Dalam metode ini para penyusun membaca buku-buku yang berhubungan dengan makalah ini.
D.     Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematika yang terdiri dari tiga bab yaitu :
Bab I    : Berisi tentang Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II   : Berisi Tinjauan Teoritis, yang berisi  tentang Konsep Pelayanan Kesehatan Primer, Pengertian Pelayanan Primer, Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer, Bekerja dalam Masyarakat, Meningkatkan cakupan Kesehatan, dan Merencanakan Kegiatan Kesehatan.
Bab III  : Berisi Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian akhir makalah ini penulis cantumkan juga daftar pustaka.



BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.   Konsep Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan esensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Pelayanan kesehatan dibuat keberadaannya untuk mereka melalui partisipasi penuh dari mereka dan disiapkan dengan biaya yang terjangkaunya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan negaranya. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).
Tatanan untuk pelayanan kesehatan primer berada dalam masyarakat dari negara itu, perlu kiranya dicatat bahwa konsep PHC berbeda dengan konsep pelayanan primer yang muncul didalam profesi medis. Pelayanan primer berhubungan dengan pemberian pelayanan kesehatan yang di arahkan oleh obat, perawatan atau cabang-cabang dari sistem pelayanan kesehatan. Pelayanan primer tidak merupakan bagian dari model kesehatan tradisional yang membagi pelayanan kesehatan ke primer, sekunder dan tersier tingkatannya. Dalam hal ini kata “primer” berhubungan dengan kontak pertama dari individu dengan sistem kesehatan (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).
1.      Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997). Pelayanan primer berfokus pada pelayanan kesehatan individual, sedangkan pelayanan kesehatan primer berfokus pada perbaikan kesehatan dari seluruh populasi (Perry, Potter. 2009).
PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau pelayanan kesehatan yang diberikan adalah esensial bisa diraih, yang esensial dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya kepada diri sendiri disertai partisipasi masyarakat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan. Amerika tidak mengadopsi  PHC sebagai strategi nasional atau sebagai strategi alternatif yang minimal dari tingkat kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan masyarakat mempunyai peranan penting dalam menolong orang untuk mempelajari cara merawat diri sendiri dan mau bekerja dengan masyarakat yang lain dalam mengembangkan kapasitas atau infrastruktur yang diperluas untuk menjamin pelayanan kesehatan yang esensial bagi setiap orang (McMahon  Rosemary. 2002).
2.      Pelayanan kesehatan primer Deklarasi Alma-Ata
Konferansi internasional PHC, yang bertemu di Alma-Ata pada tanggal 12 september pada tahun 1978 menyatakan dari tiap pemerintahan yang mendesak semua kesehatan dan para petugas pembangunan dan masyarakat dunia untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan penduduk dunia, sehubungan dengan itu dibuat deklarasi yang berbunyi seperti berikut :
1.      Konferensi dengan kuat mengakui bahwa sehat adalah status selengkapnya dalam keadaan baik fisik, mental dan sejahtera sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan, merupakan hak manusia yang fundamental dan tercapainya tingkat kesehatan setinggi mungkin merupakan tujuan sosial seluruh dunia, sedangkan realisasinya memerlukan kegiatan banyak sektor sosial dan ekonomi yang lain sebagai tambahan kepada sektor kesehatan.
2.      Terdapatnya ketidaksamaan status kesehatan dari orang terutama terutama diantara negara berkembang dan sedang berkembang juga di dalam negara-negara yang politik, sosial dan ekonomi yang tidak  bisa diterima dan karena itu penghayatan untuk semua negara.
3.         Perkembangan ekonomi dan sosial berdasarkan peran-peran ekonomi internasional sangat penting untuk meraih sepenuhnya kesehatan bagi semua dan mengurangi kesenjangan antara status kesehatan negara yang sudah maju dan yang sedang berkembang. Peningkatan dan perlindungan dan kesehatan penduduk adalah esensial agar bisa mempertahankan perkembangan ekonomi, sosial dan ikut serta meningkatkan meningkatkan kualitas hidup dan perdamaian di dunia.
4.         Rakyat mempunyai hak dan kewajiban berpartisipasi secara perorangan atau berkelompok dalam perencanaan dan implementasi pelayanan kesehatan.
5.         Pemerintah mempunyai tanggung jawab kesehatan rakyatnya  yang hanya bisa terpenuhi dangan persiapan usaha-usaha kesehatan dan sosial. Target sosial pertama dari pemerintah, organisasi internasional, dan untuk rakyat seluruh dunia di dekade mendatang harus berupa pencapaian  seluruh rakyat di dunia pada tahun 2000 tingkat kesehatan yang memungkinkan mereka hidup produktif baik sosial maupun ekonomi. Pelayanan kesehatan primer merupakan kunci untuk mencapai target sebagai bagian dari perkembangan semangat keadilan sosial.
6.         Pelayanan kesehatan primer (PHC) merupakan pelayanan kesehatan esensial berdasarkan yang praktisi, ilmiah, dan metoda sosial yang bisa diterima dan teknologi yang dapat terjangkau oleh individu dan keluarga didalam masyarakat lewat keikutsertaan sepenuhnya dari mereka dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk mempertahankan tiap tingkat perkembangan dengan semangat percaya diri dan keputusan sendiri. Hal tersebut merupakan bagian integral dalam sistem kesehatan negara yang merupakan fungsi sentral dan fokus utama dan dari keseluruhan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Hal tersebut merupakan tingkat kontak pertama bagi individu dan keluarga dan masyarakat dengan sistem-sistem kesehatan nasional, mendekatkan pelayanan kesehatan sedekat mungkin ketempat pemukiman dan tempat bekerja, serta mengisi elemen pertama dari proses pemeliharaan kesehatan yang terus berkesinambungan.
7.         Pelayanan kesehatan primer :
a.      Menyentuh dan berevolusi dari kondisi ekonomi dan sosiokultural, karakteristik-karakteristik politik dari negara dan masyarakat serta berlandaskan aplikasi sosial yang relevan, riset biomedis dan pelayanan kesehatan serta pengalaman kesehatan masyarakat.
b.      Ditujukan pada masalah kesehatan yang utama di masyarakat menyajikan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang serasi.
c.      Meliputi paling tidak mencakup : pendidikan tentang masalah kesehatan yang menonjol disertai metoda pencegahan, pengendalian, peningkatan suplai bahan makanan dan nutrisi, pemyediaan air yang cukup dan memenuhi syarat disertai dasar-dasar sanitasi, perawatan ibu dan anak, serta keluarga berencana, imunisasi terhadap penyakit infeksi yang banyak, pencegahan dan pengendalian penyakit lokal yang endemis pengobatan penyakit yang umum dan berbagai cidera, penyediaan obat-obatan yang esensial.
d.      Melibatkan semua faktor sebagai tambahan kepada sektor kesehatan, semua sektor yang berkaitan, semua aspek nasional dan perkembangan masyarakat, terutama pertanian, peternakan, hewan, makanan, industri, pedidikan, perumahan, pabrik-pabrik, komunikasi dan sektor lain, dan permintaan-permintaan usaha yang terkait dengan semua sektor tersebut.
e.      Memerlukan dan peningkatan kepercayaan masyarakat dan individu disertai partisipasi dalam perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian pelayanan kesehatan primer, memanfaatkan sumber-sumber yang ada baik lokal maupun nasional dan lain-lain yang tersedian dan akhirnya dikembangkan dengan pendidikan yang cocok dimana masyarakat dapat ikut berpartisipasi.
f.       Harus dilestarikan dengan sistem federal yang terintegrasi secara fungsional, saling menunjang perbaikan yang progresif kekomprehensifan pelayanan kesehatan untuk semua, serta memprioritaskan yang sangat membutuhkan.
g.      Mempunyai tingkat lokal dan tingkat referal, para petugas kesehatan, termasuk dokter, perawat, bidan, para pembantu, para petugas dari masyarakat, serta dimanfaatkan sebagainpenolong walaupun secara tradisional, bila perlu yang sudah mendapat pelatihan yang cocok baik sosial maupun teknis agar bisa dipekerjakan sebagai tim kesehatan sehingga bisa memberi respon kepada kebutuhan kesehatan yang diekspresikan oleh masyarakat (Lancaster Jeanette, Stanhope Marcia. 1997).
8.         Semua pemerintah harus memformulasikan kebijakan nasional, strategi dan rencana kegiatan yang bisa diterjunkan dan bisa mempertahankan pelayanan kesehatan primer sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan nasional yang komprehensif yang terkoordinasi dengan sektor-sektor lain. Sebagai akhirnya sangat perlu untuk mempraktekkan kehendak politik untuk mobilisasi sumber-sumber negara serta memanfaatkan sumber-sumber dari luar secara rasional.
9.         Semua negara harus bekerjasama dengan semangat kemitraan dan bekerja untuk menjamin pelayanan kesehatan primer untuk semua karena pencapaian kesehatan oleh rakyat disetiap negara langsung menjadi keinginan dan keuntungan negara-negara lain. Dalam konteks ini gabungan laporan dari WHO UNICEF tentang pelayanan kesehatan primer mengandung dasar yang kokoh untuk perkembangan selanjutnya dan pengoperasian pelayanan kesehatan primer di seluruh dunia.
10.      Tingkat pelayanan kesehatan yang bisa diterima oleh seluruh rakyat di dunia pada tahun 2.000 bisa dicapai melalui pemakaian sumber-sumber di dunia sepenuhnya yang baik, jumlah yang sangat besar sekarang dipakai perlengkapan dan konflik militer. Kebijakan yang murni independen, damai, kebebasan dan perlucutan senjata dapat dan harus membebaskan dan menambah sumber-sumber yang bisa dicurahkan lebih ke tujuan perdamaian dan lebih penting untuk mempercapat perkembangan sosial dan dan ekonomi dan karena itu Pelayanan Kesehatan Primer (PHC), sebagai bagian yang esensial agar mendapat bagian yang tepat (McMahon, Rosemary, 2002).
PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi-profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik. Menyimak definisi WHO tentang elemen-elemen esensial dalam dinas pelayanan kesehatan untuk penyajian, terdapat sekurang-kurangnya delapan elemen kesehatan yang esensial untuk menyajikan PHC, sebagai berikut :
a.   Pendidikan tentang masalah-masalah  kesehatan yang lazim dan dirasakan serta metoda-metoda pengendalian masalah tersebut.
b.   Peningkatan suplai makanan serta nutrisi yang tepat.
c.   Perawatan kesehatan ibu hamil dan anak, termasuk keluarga berencana.
d.   Persediaan air yang cukup dan memenuhi syarat yang tidak membahayakan dan memenuhi syarat dasar-dasar sanitasi.
e.   Imunisasi terhadap penyakit infeksi yang utama.
f.     Pencegahan dan pengendalian penyakit endemis setempat.
g.   Pengobatan penyakit yang umum dan cedera.
h.   Penyediaan obat-obatan untuk di rumah tangga masyarakat (Mubarak Wahid Iqbal, Chayatin, Nurul. 2009).
B.   Bekerja Dalam Masyarakat
Pekerja kesehatan yang tergabung dalam suatu pusat kesehatan mempunyai tanggung jawab khusus untuk menyokong pekerja kesehatan desa dan, pada saat yang sama, menjadi penyambung antara pekerja tersebut dan pelayanan kesehatan tingkat pusat atau kabupaten (McMahon, Rosemary, 2002).
Pekerja kesehatan seperti ini hampir selalu mempunyai fungsi manajemen, sehingga harus mengenali masyarakat tersebut dan mengetahui sebanyak-banyaknya masalah dan kebutuhan mereka, dari para pekerja kesehatan di daerah tersebut dan dari pemimpin masyarakat. Banyak masalah mungkin tidak tampak sebagai masalah kesehatan tetapi kebanyakan, misalnya perumahan yang buruk dan kurang gizi, akan menjadi penyebab, atau berhubungan dengan, masalah kesehatan. Masyarakat tidak akan menjadi atau tindakan tetap sehat sampai masalah ini diselesaikan. Masalah-masalah seperti itu memerlukan kerja sama lintas sektoral antara sektor kesehatan dengan sektor lain, misalnya pendidikan atau pertanian, masalah lain dapat diselesaikan oleh masyarakat sendiri dengan pertolongan dan saran dari para pekerja sosial (McMahon, Rosemary, 2002).
Kebanyakan negara memiliki rencana kesehatan nasional atau sejumlah program nasional misalnya kesehatan ibu dan anak, atau pengendalian penyakit menular (misalna lepra, tuberkulosis). Departemen kesehatan menetapkan kebijakan umum dan merinci tujuan umum program yang harus diterapkan pada tingkat madya dan dasar. Tujuan umum ini harus diperinci menjadi tujuan dan sasaran menengah. Misalnya, tujuan nasional adalah memberantas polimielitis. Tujuan program mungkin adalah menurunkan insidensi (angka kejadian kasusu baru) kelumpuhan akibat poliomielitis sampai 50%, dan sasarannya mungkin “mengimunisasi semua anak di bawah usia dua tahun, yaitu tiga juta anak, terhadap poliomielitis dalam dua tahun, dari 1.1.1993 sampai 1.1.1995”. pada tingkat daerah, sasarannya dirinci menjadi jumlah anak berusia di bawah dua tahun sesuai dengan yang terdapat di daerah tertentu, yang mungkin berjumlah 5000 anak. Pada tingkat dasar, jumlah 5000 harus dibagi-bagi supaya dapat mencakup beberapa desa, mungkin 1000 anak pada satu desa, 500 anak di desa lain, dan seterusnya sampai seluruh daerah mencakup, setiap pekerja kesehatan primer akan memiliki sasaran kecil di daerah kecil. Jumlah keseluruhan dan beberapa daerah kecil akan menjadi 5000 anak yang akan diimunisasi di wilayah itu (McMahon, Rosemary, 2002)

C.   Meningkatkan Cakupan Kesehatan
Di banyak negara, banyak sekali keluarga tidak dapat menjangkau perawatan kesehatan atau tidak tercakup oleh sistem kesehatan. Bagaimana seorang pekerja kesehatan primer di sebuah desa dapat mengadakan perawatan kesehatan untuk banyak orang, terutama bagi mereka yang tinggal sampai sejauh 10 atau 20 km. salah satu cara adalah dengan bekerja sama dengan masyarakat dan menggunakan sumber daya yang ada dalam masyarakat sehingga, untuk sejumlah tugas, masyarakat dapat mengurusi dirinya sendiri, dengan dukungan pekerja kesehatan yang mengunjungi mereka dari waktu ke waktu. Penduduk desa akan mengirim orang sakit atau mereka yang memerlukan perawatan dan nasihat yang lebih khusus kepada pekerja kesehatan masyarakat atau perawat apotik atau pusat kesehatan (McMahon, Rosemary, 2002).
Pekerja kesehatan yang memiliki peran manajemen meningkatkan cakupan kesehatan dengan melatih dan mendukung para pekerja kesehatan masyarakat dan dengan kata lain memperluaskan cakupan kesehatan masyarakat (Supartini nurlina. 2000).
D.   Merencanakan Kegiatan Kesehatan
1.      Fungsi Perencanaan
Prinsip pembagian kerja memiliki hubungan langsung dengan perencanaan dan pengorganisasia tenaga kerja. Rencana yang baik harus menjabarkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dilaksanakan dan orang yang ditugaskan untuk menjalankannya. Demikian juga, prinsip penghematan sumber daya yang langka berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan itu benar-benar timbul, mengantisipasi sebanyak mungkin keputusan pelaksanaan dengan meramalkan masalah-masalah yang mungkin timbul, dan menerapkan prinsip-prinsip serta menetapkan aturan-aturan untuk memecahkannya. Dengan demikian, perencanaan mencakup rincian kriteria evaluasi, aturan dan norma yang akan dipakai dalam keputusan penerapan (Lancaster Jeanette, Stanhope Marcia. 1997).
2.      Keputusan Perencanaan Mengenai Tujuan
Keputusan perencanaan yang pertama adalah menentukan masalah-masalah apa yang ada dan mana di antara mereka yang perlu mendapat perhatian prioritas. Sebuah masalah mungkin berupa kesenjangan anatara apa yang ada dan apa yang seharusnya, atau suatu halangan untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Perencanaan juga harus memutuskan siapa yang berisiko itu tinggal dan bekerja, tingkatan sosial mereka, dan ‘daerah cakupan’ yang dapat mencapai mereka. Keputusan perencanaan yang paling penting adalah seberapa jauh perencanaan tersebut ditujukan untuk mengurangi masalah, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai pengurangan itu. Singkatnya, fungsi perencanaan adalah untuk mempelajari masalah-masalah dan memutuskan perubahan yang akan dilakukan (Perry, Potter. 2009).
3.      Keputusan Perencanaan Mengenai Kegiatan
Keputusan pertama menyangkut kegiatan yang diperlukan, mungkin berada di bawah judul besar kegiatan pelayanan, pengembangan, dan kegiatan penyokong. Untuk setiap kegiatan, harus di putuskan individu, kelompok, atau masyarakat sasaran yang akan terkena kegiatann tersebut. (sasaran tersebut tidak selalu merupakan masyarakat yang secara langsung terkena masalah, misalnya para ibu dapat dididik mengenai gizi anak-anak). Kemudian diperlukan sebuah keputusan mengenai jumlah masing-masing jenis kegiatan yang diperlukan untuk mencapai kelompok sasaran, misalnya satu, dua, atau tiga kali kunjungan. Seringkali terdapat beberapa pilihan cara untuk melaksanakan kegiatan, ada berbagai kemungkinan teknik, metode, dan kerangka institusional. Harus dibuat keputusan mengenai pendekatan yang tepat untuk keadaan tertentu. Keputusan lebih lanjut menyangkut waktu, urutan, frekuensi, tempat kegiatan, dan penyerahan tugas dan tanggung jawab kepada para anggota staf tim kesehatan. Singkatnya, fungsi perencanaan memerlukan perancangan kegiatan tim yang terinci (McMahon  Rosemary. 2002).
4.      Keputusan Perencanaan Mengenai Sumber Daya
Keputusan mengenai sumber daya berbeda dari keputusan yang menyangkut tujuan dan kegiatan dalam hal jumlahnya. Segera setelah sumber daya dasar yang diperlukan staf, peralatan, persediaan mengenai jumlah yang diperlukan dari masing-masing sumber daya tersebut. Keputusan ini memungkinkan untuk membuat,  dan karenanya  keputusan mengenai anggaran dapat dilakukan. Pertimbangan logistik akan membantu memutuskan  dari mana sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan itu dan ke mana harus disalurkan. Secara khusus, akan diperlukan beberapa keputusan mengenai dari mana dan didapatkan, yakni pengaturan keuangan sehingga berbagai sumber dana, dari masyarakat atau badan lain, dapat ikut membantu anggaran. Dengan demikian, tugas perencanaan ini menyangkut masalah spesifikasi dan jumlah sumber daya (McMahon  Rosemary. 2002).
5.      Merencanakan Kegiatan Kesehatan Langkah demi Langkah
Perencanaan bermula sebagai sebuah gagasan atau sebagai respon terhadap keadaan tertentu, ini dapat terjadi di senuah tingkatan sistem kesehatan. Namun, biasanya kementerian kesehatan mengeluarkan kebijakan dan pedoman umum sistem. Peranan tim kesehatan dengan demikian adalah menerjemahkan kebijakan itu di tingkat daerah, merencanakan penerapannya, dan memastikan bahwa kebijakan tersebut terlaksana (Supartini nurlina. 2000).
Pada pekerjaan rutin, perencanaan terjadi secara terus-menerus. Metode perencanaan dapat diterapkan pada program besar, misalnya program nasional malaria atau pada program kecil, misalnya penyuluhan kesehatan untuk seorang pasien. Langkah-langkah perencanaan kegiatan menitikkan pada lima langkah perencanaan, yaitu :
a.      Mengamati keadaan
1.   Sumber informasi : untuk tujuan perencanaan perawatan kesehatan primer, diperlukan informasi keterangan mengenai:
·      Masyarakat (jumlah penduduk, kelahiran dan kematian, kelompok umur, perumahan, sekolah, pemimpin, organisasi).
·      Kesehatan, penyakit, dan kesehatan
·      Organisasi pelayanan kesehatan
·      Staf kesehatan
·      Sumber daya masyarakat
2.   Jenis dan sumber informasi dan metode pengumpulannya
jenis
Sumber dan metode
-  Mengenai kesehatan penduduk
-  Mengapa masalah timbul
-  Jenis perawatan kesehatan tradisional yang tersedian
-  Sikap dan kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan dan kesakitan
-  Mengenai pekerjaan kesehatan yang dilakukan

-  Bagaimana perasaan penduduk mengenai pekerjaan itu

-  Apa yang dirasakan perlu oleh penduduk
-    Masyarakat

-    Mendengarkan dan mengamati
-    Masyarakat


-   Berbicara dengan penduduk


-  Mendengarkan apa yang dikatakan penduduk, terutama para pemimpin

-  Mendengarkan apa yang dikatakan penduduk, terutama para pemimpin

-  Berbicara dengan para pekerja pembangunan masyarakat lainnya

3.          Mengumpulkan informasi dasar mengenai masyarakat
Informasi dasar seringkali perlu dikumpulkan untuk memutuskan jenis kegiatan kesehatan apa yang diperlukan untuk menghitung jumlah orang yang harus menerima berbagai jenis pelayanan kesehatan. Keterangan ini juga memungkinkan menilai kemajuan setiap selang waktu tertentu. Suatu informasi dasar akan berisi :
·           Jumlah penduduk dan distribusi berdasarkan jenis kelamin
·           Distribusi berdasarkan kelompok umur (tahun). 0-1, 1-5, 5-9, 10-14, 15-24, 25-34...65+
·           Pekerjaan utama
·           Susunan keluarga umumnya
·           Jumlah kelahiran dalam masyarakat pada tahun lalu
·           Jumlah lahir mati atau kematian anak di bawah usia satu tahun pada tahun lalu
·           Kemungkinan penyebab kematian
·           Penyakit yang paling banyak
·           Siapa yang dipanggil atau diminati nasihat oleh masyarakat bila mereka sakit
·           Topografi (gambaran geografis ) daerah
·           Sumber penyediaan air
·           Cara pembuangan tinja
·           Makanan yang tersedia dan dimakan
Keterangan ini dapat dikumpulkan melalui beberapa cara. Para pemimpin desa dapat memberikan beberapa di antaranya, tetapi survei ke rumah-rumah tangga juga perlu dilakukan untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan (McMahon  Rosemary. 2002).
4.      Informasi mengenai sumber daya yang tersedia
Sewaktu memilih suatu tindakan, semua jenis sumber daya masyarakat dan pelayanan kesehatan harus dipertimbangkan secara sistematis, satu per satu. Jenis-jenis utama tersebut adalah, sebagai berikut :
·           Orang, yang berlatih, terampil atau yang lain yang terlibat dalam pengadaan pelayanan perawatan kesehatan.
·           Bangunan, misalnya apotik, pusat kesehatan, rumah sakit daerah.
·           Informasi, buku dan petunjuk, catatan dan laporan, penelitian masyarakat, survai.
·           Faktor sosial dan lingkungan, pendapat masyarakat, dukungan pemerintah, sumber daya teknis (misalnya, listrik), iklim.
·           Uang, diperlukan untuk memperoleh sumber daya yang lain (misalnya membeli obat-obatan.
·           Waktu, misalnya : waktu yang paling disukai masyarakat untuk ikut serta dalam program kesehatan.
5.      Mengumpulkan informasi untuk mejelaskan penyebab masalah
Keterangan mungkin juga harus dkumpulkan untuk membantu memahami mengapa suatu masalah dapat timbul. Jadi, mungkin diperlukan penyelidikan untuk mengetahui mengapa laporan bulanan menunjukan peningkatan insidensi diare. Pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini mungkin perlu disimak :
·           Apakah masyarakat mengerti akan perlunya higiene dan sanitasi yang baik ?
·           Adakah sikap dan kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah ?
·           Apakah persediaan air aman ? bila tidak, mengapa ?
·           Apakah masyarakatmenggunakan jamban yang telah dibuat ? bila tidak, mengapa ?

6.      Menganalisis informasi
Mengumpulkan keterangan saja tidaklah cukup. Keterangan tersebut harus diaalisis dan dicerna. Informasi harus dipilah-pilah, sehingga hanya yang berguna yang dioperhatikan. Informasi ini harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat diperbandingkan dengan keterangan lain (distandarisasi), dan dicatat sehingga dapat diingat, ditemukan lagi bila diperlukan, dan disampaikan kepada orang lain yang memerlukannya.



b.      Mengenali masalah
Ada dua batasan masalah yang berguna, seperti di bawah ini :
·           Masalah adalah kesulitan atau hambatan yang timbul di antara keadaan sekarang dan tujuan yang diinginkan di masa datang.
·           Masalah adalah kesenjangan yang dirasakan antara apa yang ada dan yang seharusnya ada.
1.      Memilah masalah yang penting
Dalam memilih masalah-masalah yang penting, akan bermanfaat bila semua masalah dikelompokkan dibawah judul-judul berikut ini :
·           Masalah penyakit atau kesehatan, misalnya : malaria, kurang gizi, penyakit pernapasan, dan diare.
·           Masalah pelayanan kesehatan, misalnya : kekurangan obat, kelangkaan pekerjaan yang berkualitas, dan kesulitan mengunjungi daerah terpencil.
·           Masalah masyarakat, misalnya : penyediaan air yang kurang, tidak ada oendidikan dasar, penduduk harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke pusat kesehatan, hasil panen yang buruk dalam dua tahun ini, dan penduduk laki-laki pergi dari desa untuk bekerja di sektor industri.
c.      Menetapkan tujuan
Setelah masalah-masalah prioritas dipilih, langkah berikut adalah menentukan seberapa jauh/besar masalah dapat dikurangi atau apakah dapat dituntaskan. Banyak masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan dengan segera. Mereka memerlukan gabungan beberapa kegiatan untuk mengatasinya, karena menyangkut masyarakat.
Menentukan tujuan adalah suatu langkah positif menuju peningkatan kesehatan. Sebuag tujuan menyatakan hasil yang ingin dicapai dengan tepat. Seringkali, jasa pelayanan diselanggarakan bertahun-tahun tetapi perbaikan yang terlihat dimasyarakat hanya sedikit atau tidak ada sama sekali, karena kegiatan kesehatan itu tidak mempunyai tujuan yang jelas. Dengan menetapkan tujuan, apa yang telah dikerjakan dapat terus menerus dinilai dan, pada akhir jangka waktu yang telah ditentukan, dapat dievaluasi, yakni pencapaian program dapat diukur dan dilakukan penilaian mengenai kemaknaannya, untuk kemudian dilakukan perubahan-perubahan untuk memperbaikinya.
1.      Ciri-ciri tujuan yang bermanfaat
Tujuan harus memenuhi beberapa kriteria : harus relevan, dapat dilaksanakan, dan dapat diamati atau diukur. Sebuah tujuan dikatakan relevan bila sesuai dengan kebijakan kesehatan secara umum dan berkaitan dengan masalah yang akan diselesaikan ataun dikurangi. Sebuah tujuan dikatakan dapat dilaksanakan (feasible) bila ia dapat dicapai, yakni bila sumber daya yang diperlukan tersedian dan hambatan-hambatan dapat diatasi. Sebuah tujuan dikatakan terukur bila hasil akhirnya dapat dinyatakan dalam angka.
2.      Tujuan dapat dinyatakan pada berbagai tingkatan dalam sistem kesehatan
Berikut ini adalah sebuah contoh dari penetapan tujuan oleh kementeriaan kesehatan pada tingkat nasional :
·           Pada akhir 5 tahun, kurang dari 4% anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang masih menderita kurang gizi (kurang dari 60% berat menurut umur pada pertumbuhan standar).
Pada tingkat daerah, tujuan itu dinyatakan sebagai sejumlah target operasional. Berikut adalah contoh target operasional dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan :
·           Menemukan anak-anak usia 0-3 tahun yang kekurangan gizi, sesuai dengan kriteria gizi yang dipakai (desa dan jumlah anak yang akan dicakup harus didaftar).
·           Melatih para pekerja kesehatan desa untuk mengenali keadaan malnutrisi sesuai dengan kriteria (jumlah para pekerja kesehatan desa yang akan dilatih harus diberitahu).
·           Mengatur jumlah sesi pelatihan.
·           Menyelenggarakan perawatan anak-anak kurang gizi sesuai dengan instruksi standar (mutu perawatan dapat dinilai).
Pada tingkat desa, target operasional pekerja perawatan kesehatan primer akan :
·           Mencatat semua bayi lahir.
·           Menentukan anak kurang gizi di antara populasi anak usia 0-3 tahun (sesuai dengan kriteria khusus).
·           Menyelenggarakan pelayanan terhadap anak kurang gizi sesuai dengan instruksi standar.
d.      Mengkaji hambatan
1.   Jenis hambatan dan keterbatasan
Keterbatasan suatu kegiatan dapat hanya berupa kekurangan sumber daya yang ditemukan sewaktu dilakukan pengkajian ulang mengenai sumber daya, misalnya :
·           Penduduk tidak tertarik, atau mereka merasa memiliki kebutuhan lain yang lebih penting, atau tidak ada orang-orang yang terlatih atau terampil untuk menjalankan program.
·           Peralatan tidak tersedia atau terlalu mahal
·           Informasi sulit didapat, tidak terdapat buku-buku, dan statistika tidak tersedia.
·           Uang tidak dapat dikumpulkan dari masyarakat setempat.
·           Waktu, para staf tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan semua hal yang diharapkan dikerjakan.
Mungkin ada beberapa hambatan lingkungan tertentu. Sewaktu membuat perencanaan, lingkungan harus dikaji untuki melihat apakah terdapat kesulitan-kesulitan tertentu, misalnya :
·           Keadaan geografis : yang akan penting untuk pembangunan jalan, pemasaran barang, atau mengirim pasien ke rumah sakit, misalnya gunung, sungai, dan danau dapat menyebabkan hambatan yang berarti dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yangt baik di beberapa daerah.
·           Iklim : yang dapat mempengaruhi jenis bangunan, sarana transportasi, tanaman yang tumbuh, sifat masalah kesehatan.
·           Kendala teknis yang berhubungan dengan pembangunan teknis dalam masyarakat : misalnya, alat pemusing (centrifuge) listrik tidak berguna di pusat kesehatan yang tidak memiliki aliran listriknya.
·           Faktor sosial : yang merupakan hambatan paling berarti. Mengkin terdapat beberapa kebiasaan atau tabu yang bertentangan dengan rencana, penduduk dapat mempunyai prasangka terhadap gagasan-gagasan baru, atau ada hukum atau peraturan (yang baik atau buruk) yang menghalangi pelaksanaan beberapa kegiatan.


2.   Menganalisis hambatan
Cara sederhana untuk menganalisi hambatan adalah dengan membuat daftar tujuan, tuliskan hambatan dan keterbatasan untuk masing-masing dan masukkanlah mereka di bawah tiga judul, seperti berikut ini :
·           Hambatan yang dapat diatasi : yakni dapat dicarikan jalan keluarnya. Misalnya, menyelenggarakan dan memperbaiki perawatan ibu hamil. Hambatannya : kekurangan bidan yang berijazah. Jalan keluar yang disarankan adalah melatih dukun bersalin dan menyelenggarakan pengawasan yang dilakukan oleh bidan.
·           Hambatan yang dapat dimodifikasi dan dikurangi : misalnya, sejumlah desa ingin anak-anak mereka dididik. Mereka menetapkan target membangun sebuah sekolah dan memperkerjakan seorang guru. Ternyata sumber daya yang ada tidak cukup, sehingga bukannya membangun gedung sekolah mereka, membangun rumah yang dapat menarik seorang guru untuk datang ke daerah terpencil. Seorang guru dapat mengajar tanpa gedung sekolah, tetapi sebuah bangunan, bagaimanapun lengkapnya, tidak berguna tanpa guru.
·           Hambatan yang tidak deapat diatasi atau dikurangi : sebagian besar penduduk memiliki penghasilan yang lebih kurang tetap, setidak-tidaknya untuk jangka waktu yang panjangt. Orang dapat membuat anggaran yang baik, membelanjakan uangnya dengan cara yang berbeda, dan melakukian tawar-menawar, tetapi penghasilan tidak berubah, sehingga penghidupan harus disesuaikan dengannya. Dalam perencanaan kesehatan, suatu tujuan kadang-kadang harus diganti dengan yang lainnya yang membutuhkan sumber daya lebih sedikit. Misalnya, bila semula direncanakan untuk memperkerjakan seorang pengawas bidan dan tidak seorangpun yangt ada, maka tujuan dapat dirubah menjadi memperkerjakan seorang dukun bersalin berpengalaman yang telah dilatih yang akan mendorong dan membantu yang lain.
e.   Menjadwalkan kegiatan
Setelah tujuan dean target ditetapkan hambatan telah dibahas, tim kesehatan bersama masyarakat akan merencanakan bagaimana target ini sksn dicapai. Ada berbagai cara untuk mencapainya. Rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan dan target ka kadang-kadang disebut strategi, yang berarti perencanaan dan penggunaan sumber daya sedemikian rupa sehingga memberikan kemingkinan terbaik untuk berhasil. Sebelum merencanakan kegiatan secara rinci hal yang harus di perhatikan, adalah :
·           Memikirkan cara-cara alternatif untuk mengatasi hambatan dan mencapai tujuan.
·           Menyeimbangkan sumber daya dan kebutuhan.
·           Memilih rangkaian tindakan yang terbaik.
·           Menjelaskan dengan rinci segala aktivitas yang dibutuhkan, berdasarkan rangkaian tindakan yang telah dipilih.
1.      Mempertimbangkan rangkaian tindakan alternatif
Sebaiknya dilakukan pengumpulan gagasan-gagasan darimasyarakat cara sederhana untuk mengatasi atau mengurangi hambatan dan keterbatasan. Hambatan dan keterbatasan harus dirundingkan terlebih dahulu sebagai masalah tersendiri dan kemudian sebagai kelompok topik yang saling berhubungan. Para wakil masyarakat harus diikutsertakan dealam setiap diskusi.  Bila sumber daya terbatas, maka dipakai dua prinsip umum, yaitu :
·      Gunakan sumber daya yang ada sebaik-baiknya sebelum meminta yang lain.
·      Sumber daya yang paling siap digunakan semaksimal mungkin, sebelum sumber daya.
2.    Menyeimbangkan sumber daya dengan kebutuhan
Untuk membantu memutuskan rencana tindakan (strategi), sebainya dibuat suatu daftar atau tabel tentang sumber daya yang diperlukan untuk berbagai strategi, dan daftar mengenai berbagai kemungkinan, dengan memperhatikan apakah semua sumber daya yang diperlukan tersedia atau dapat diadakan. Manfaat perencanaan dalam hal ini adalah untuki memastikan bahwa akan terjadi beberapa perubahan. Akan terjadi kemajuan menuju target.
3.    Memilih strategi yang terbaik
Dalam memperkenalkan rancangan strategi alternatif, beberapa kriteria telah disebutkan, kriteria ini diterapkan untuk memilih strategi yang paling baik :
·           Harus merupakan strategi yang memerlukan sedikit mungkin sumber daya yang langka, tetapi sekligus juga memakai sumber daya yang ada sebesar-besarnya.
·           Harus merupakan strategi yang paling sesuai bagi lingkungan, nilai-nilai dan perilaku dalam masyarakat, yakni memperkenalkan perubahan-perubahan yang dapat diterima yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam pelayana yang diusulkan.
·           Harus merupakan strategi yang dapat memenuhi target jumlah, mutu dan cakupan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
4.    Memiih satu dari strategi alternatif yang telah dikaji ulang
Keuntungan strategi yang telah dipilih, yaitu :
·           Akan melayani sebagian besar penduduk dengan melatih DB agar dapat mengadakan perawatan antenatal sederhana dan menemukan para wanita berisiko tinggi, staf pusat kesehatan akan memilih lebih banyak waktu untuk mengadakan pelatihan dan mengawasan serta untuk menangani kasus-kasus yang berat.
·           Ini adalah strategi yang diinginkan para penduduk. Mereka telah mengenal para DB, yang selalu siap melayani penduduk desa.
5.    Mendefinisikan kegiatan yang dipilih
Mendefinisikan secara rinci kegiatan yang diperlukan untuk strategi yang telah dipilih juga mengikutsertakan tim kesehatan dan para wakil masyarakat.
6.    Menulis rencana garis besar
Sebuah rencana dapat dituliskan dalam berbagai cara. Urutan penulisannya bergantung pada tujuan atau penggunaan utamanya. Kadang-kadang pemerintah atau dewan memerlukan perencanaan dalam bentuk khusus, terutan bila diajukan untuk meminta dana atau sumber daya blainnya. Sebaiknya dibuat ringkasan singkat dari rencana keseluruhan dan kemudian menambahkan rinciannya, misalnya, daftar peralatan, dalam lampiran. Terlalu banyak rincian akan mengaburkan pandangan rencana keseluruhan, tetapi rincian diperlikan supaya pekerja kesehatan yang bertanggung jawab mengelola program memiliki kendali penuh atas pelaksanaannya. Untuk memastikan bahwa uang, tenaga, dan peralatan tersedia pada waktunya, perli disertakan suatu jadwal waktu (time table) sebuah daftar terinci mengenai target waktu sebagai lampiran rencana (McMahon  Rosemary. 2002).




















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan
Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan esensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Pelayanan kesehatan dibuat keberadaannya untuk mereka melalui partisipasi penuh dari mereka dan disiapkan dengan biaya yang terjangkaunya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan negaranya. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).
Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997). Pelayanan primer berfokus pada pelayanan kesehatan individual, sedangkan pelayanan kesehatan primer berfokus pada perbaikan kesehatan dari seluruh populasi (Perry, Potter. 2009).
B.   Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar