BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem pelayanan
kesehatan di Amerika sangat terpadu dan selalu mengalami perubahan. Banyak
variasi pelayanan yang tersedia dari berbagai disiplin kesehatan profesional,
Tetapi untuk memperoleh pelayanan tersebut sangat sulit untuk kalangan yang
mempunyai asuransi pelayanan kesehatan yang terbatas. Sedangkan, mereka yang
tidak mempunyai asuransi sering datang pada saat penyakit telah bertambah
berat, sehingga membutuhkan biaya yang lebih mahal. Perkembangan teknologi dan pengobatan baru yang terus berlangsung
menyebabkan masa perawatan (length of
stay, LOS) menjadi lebih singkat dan berdampak pada biaya pelayanan kesehatan
yang juga menjadi meningkat (McMahon Rosemary. 2002).
Keperawatan
adalah suatu disiplin pelayanan. Nilai- nilai profes keperawatan bertujuan
menolong orang mendapatkan kembali, mengelola, atau memperbaiki kesehatan,
mencegah penyakit, serta memperoleh kenyamanan dan kepercayaan diri. Sistem
pelayanan kesehatan pada era millenium ini lebih berorientasi pada bisnis
daripada pelayanan karena adanya keinginan untuk menghemat biaya (Perry &
Potter, 2009).
B.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan
umum
Mahasiswa
mampu mengerti tentang “Mengelola
Pelayanan Perawatan Kesehatan Primer”
2.
Tujuan
Khusus
a.
Mahasiswa mampu memahami tentang Konsep Pelayanan Kesehatan Primer.
b.
Mahasiswa mampu memahami tentang Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer.
c.
Mahasiswa mampu memahami tentang Bekerja Dalam Masyarakat.
d.
Mahasiswa mampu memahami tentang Meningkatkan Cakupan Kesehatan.
e.
Mahasiswa mampu memahami
tentang Merencanakan Kegiatan Kesehatan.
C.
Metode
Penulisan
Metode penulisan yang digunakan
dalam penyusunan makalah ini adalah menggunakan metode kepustakaan. Dalam
metode ini para penyusun membaca buku-buku yang berhubungan dengan makalah ini.
Makalah
ini disusun secara sistematika yang terdiri dari tiga bab yaitu :
Bab I : Berisi tentang Pendahuluan, yang berisi tentang
latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Berisi Tinjauan Teoritis, yang berisi tentang Konsep Pelayanan Kesehatan Primer, Pengertian Pelayanan
Primer, Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer, Bekerja dalam Masyarakat,
Meningkatkan cakupan Kesehatan, dan Merencanakan Kegiatan Kesehatan.
Bab III : Berisi Penutup, yang berisi tentang kesimpulan
dan saran-saran. Pada bagian akhir makalah ini penulis cantumkan juga daftar
pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Konsep Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan kesehatan primer
merupakan pelayanan kesehatan esensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara
universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Pelayanan kesehatan
dibuat keberadaannya untuk mereka melalui partisipasi penuh dari mereka dan
disiapkan dengan biaya yang terjangkaunya dan merangkum berbagai aspek
masyarakat dan negaranya. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas
jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan
(Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).
Tatanan untuk pelayanan
kesehatan primer berada dalam masyarakat dari negara itu, perlu kiranya dicatat
bahwa konsep PHC berbeda dengan konsep pelayanan primer yang muncul didalam
profesi medis. Pelayanan primer berhubungan dengan pemberian pelayanan
kesehatan yang di arahkan oleh obat, perawatan atau cabang-cabang dari sistem
pelayanan kesehatan. Pelayanan primer tidak merupakan bagian dari model
kesehatan tradisional yang membagi pelayanan kesehatan ke primer, sekunder dan
tersier tingkatannya. Dalam hal ini kata “primer” berhubungan dengan kontak
pertama dari individu dengan sistem kesehatan (Lancaster.J dan Stanhope.M,
1997).
1.
Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan
kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin
tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk (Lancaster.J dan
Stanhope.M, 1997). Pelayanan primer berfokus pada pelayanan kesehatan
individual, sedangkan pelayanan kesehatan primer berfokus pada perbaikan
kesehatan dari seluruh populasi (Perry, Potter. 2009).
PHC
menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau pelayanan kesehatan
yang diberikan adalah esensial bisa diraih, yang esensial dan mengutamakan pada
peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya kepada diri sendiri
disertai partisipasi masyarakat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.
Amerika tidak mengadopsi PHC sebagai
strategi nasional atau sebagai strategi alternatif yang minimal dari tingkat
kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan masyarakat mempunyai peranan penting
dalam menolong orang untuk mempelajari cara merawat diri sendiri dan mau
bekerja dengan masyarakat yang lain dalam mengembangkan kapasitas atau
infrastruktur yang diperluas untuk menjamin pelayanan kesehatan yang esensial
bagi setiap orang (McMahon Rosemary. 2002).
2. Pelayanan
kesehatan primer Deklarasi Alma-Ata
Konferansi
internasional PHC, yang bertemu di Alma-Ata pada tanggal 12 september pada
tahun 1978 menyatakan dari tiap pemerintahan yang mendesak semua kesehatan dan
para petugas pembangunan dan masyarakat dunia untuk melindungi dan meningkatkan
kesehatan penduduk dunia, sehubungan dengan itu dibuat deklarasi yang berbunyi
seperti berikut :
1.
Konferensi
dengan kuat mengakui bahwa sehat adalah status selengkapnya dalam keadaan baik
fisik, mental dan sejahtera sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan,
merupakan hak manusia yang fundamental dan tercapainya tingkat kesehatan
setinggi mungkin merupakan tujuan sosial seluruh dunia, sedangkan realisasinya
memerlukan kegiatan banyak sektor sosial dan ekonomi yang lain sebagai tambahan
kepada sektor kesehatan.
2.
Terdapatnya
ketidaksamaan status kesehatan dari orang terutama terutama diantara negara
berkembang dan sedang berkembang juga di dalam negara-negara yang politik,
sosial dan ekonomi yang tidak bisa
diterima dan karena itu penghayatan untuk semua negara.
3.
Perkembangan
ekonomi dan sosial berdasarkan peran-peran ekonomi internasional sangat penting
untuk meraih sepenuhnya kesehatan bagi semua dan mengurangi kesenjangan antara
status kesehatan negara yang sudah maju dan yang sedang berkembang. Peningkatan
dan perlindungan dan kesehatan penduduk adalah esensial agar bisa
mempertahankan perkembangan ekonomi, sosial dan ikut serta meningkatkan
meningkatkan kualitas hidup dan perdamaian di dunia.
4.
Rakyat
mempunyai hak dan kewajiban berpartisipasi secara perorangan atau berkelompok
dalam perencanaan dan implementasi pelayanan kesehatan.
5.
Pemerintah
mempunyai tanggung jawab kesehatan rakyatnya
yang hanya bisa terpenuhi dangan persiapan usaha-usaha kesehatan dan
sosial. Target sosial pertama dari pemerintah, organisasi internasional, dan
untuk rakyat seluruh dunia di dekade mendatang harus berupa pencapaian seluruh rakyat di dunia pada tahun 2000
tingkat kesehatan yang memungkinkan mereka hidup produktif baik sosial maupun
ekonomi. Pelayanan kesehatan primer merupakan kunci untuk mencapai target
sebagai bagian dari perkembangan semangat keadilan sosial.
6.
Pelayanan
kesehatan primer (PHC) merupakan pelayanan kesehatan esensial berdasarkan yang
praktisi, ilmiah, dan metoda sosial yang bisa diterima dan teknologi yang dapat
terjangkau oleh individu dan keluarga didalam masyarakat lewat keikutsertaan
sepenuhnya dari mereka dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat dan negara
untuk mempertahankan tiap tingkat perkembangan dengan semangat percaya diri dan
keputusan sendiri. Hal tersebut merupakan bagian integral dalam sistem
kesehatan negara yang merupakan fungsi sentral dan fokus utama dan dari
keseluruhan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Hal tersebut merupakan
tingkat kontak pertama bagi individu dan keluarga dan masyarakat dengan
sistem-sistem kesehatan nasional, mendekatkan pelayanan kesehatan sedekat
mungkin ketempat pemukiman dan tempat bekerja, serta mengisi elemen pertama
dari proses pemeliharaan kesehatan yang terus berkesinambungan.
7.
Pelayanan
kesehatan primer :
a.
Menyentuh
dan berevolusi dari kondisi ekonomi dan sosiokultural,
karakteristik-karakteristik politik dari negara dan masyarakat serta
berlandaskan aplikasi sosial yang relevan, riset biomedis dan pelayanan
kesehatan serta pengalaman kesehatan masyarakat.
b.
Ditujukan
pada masalah kesehatan yang utama di masyarakat menyajikan pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang serasi.
c.
Meliputi
paling tidak mencakup : pendidikan tentang masalah kesehatan yang menonjol
disertai metoda pencegahan, pengendalian, peningkatan suplai bahan makanan dan
nutrisi, pemyediaan air yang cukup dan memenuhi syarat disertai dasar-dasar
sanitasi, perawatan ibu dan anak, serta keluarga berencana, imunisasi terhadap
penyakit infeksi yang banyak, pencegahan dan pengendalian penyakit lokal yang
endemis pengobatan penyakit yang umum dan berbagai cidera, penyediaan
obat-obatan yang esensial.
d.
Melibatkan
semua faktor sebagai tambahan kepada sektor kesehatan, semua sektor yang
berkaitan, semua aspek nasional dan perkembangan masyarakat, terutama
pertanian, peternakan, hewan, makanan, industri, pedidikan, perumahan,
pabrik-pabrik, komunikasi dan sektor lain, dan permintaan-permintaan usaha yang
terkait dengan semua sektor tersebut.
e.
Memerlukan
dan peningkatan kepercayaan masyarakat dan individu disertai partisipasi dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian pelayanan
kesehatan primer, memanfaatkan sumber-sumber yang ada baik lokal maupun
nasional dan lain-lain yang tersedian dan akhirnya dikembangkan dengan
pendidikan yang cocok dimana masyarakat dapat ikut berpartisipasi.
f.
Harus
dilestarikan dengan sistem federal yang terintegrasi secara fungsional, saling
menunjang perbaikan yang progresif kekomprehensifan pelayanan kesehatan untuk
semua, serta memprioritaskan yang sangat membutuhkan.
g.
Mempunyai
tingkat lokal dan tingkat referal, para petugas kesehatan, termasuk dokter,
perawat, bidan, para pembantu, para petugas dari masyarakat, serta dimanfaatkan
sebagainpenolong walaupun secara tradisional, bila perlu yang sudah mendapat
pelatihan yang cocok baik sosial maupun teknis agar bisa dipekerjakan sebagai
tim kesehatan sehingga bisa memberi respon kepada kebutuhan kesehatan yang
diekspresikan oleh masyarakat (Lancaster
Jeanette, Stanhope Marcia. 1997).
8.
Semua
pemerintah harus memformulasikan kebijakan nasional, strategi dan rencana
kegiatan yang bisa diterjunkan dan bisa mempertahankan pelayanan kesehatan
primer sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan nasional yang
komprehensif yang terkoordinasi dengan sektor-sektor lain. Sebagai akhirnya
sangat perlu untuk mempraktekkan kehendak politik untuk mobilisasi
sumber-sumber negara serta memanfaatkan sumber-sumber dari luar secara
rasional.
9.
Semua
negara harus bekerjasama dengan semangat kemitraan dan bekerja untuk menjamin
pelayanan kesehatan primer untuk semua karena pencapaian kesehatan oleh rakyat
disetiap negara langsung menjadi keinginan dan keuntungan negara-negara lain.
Dalam konteks ini gabungan laporan dari WHO UNICEF tentang pelayanan kesehatan
primer mengandung dasar yang kokoh untuk perkembangan selanjutnya dan
pengoperasian pelayanan kesehatan primer di seluruh dunia.
10.
Tingkat
pelayanan kesehatan yang bisa diterima oleh seluruh rakyat di dunia pada tahun
2.000 bisa dicapai melalui pemakaian sumber-sumber di dunia sepenuhnya yang
baik, jumlah yang sangat besar sekarang dipakai perlengkapan dan konflik
militer. Kebijakan yang murni independen, damai, kebebasan dan perlucutan
senjata dapat dan harus membebaskan dan menambah sumber-sumber yang bisa
dicurahkan lebih ke tujuan perdamaian dan lebih penting untuk mempercapat
perkembangan sosial dan dan ekonomi dan karena itu Pelayanan Kesehatan Primer
(PHC), sebagai bagian yang esensial agar mendapat bagian yang tepat (McMahon, Rosemary, 2002).
PHC
merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan
kesehatan menjadi mitra dengan profesi-profesi dan ikut serta mencapai tujuan
umum kesehatan yang lebih baik. Menyimak definisi WHO tentang elemen-elemen
esensial dalam dinas pelayanan kesehatan untuk penyajian, terdapat
sekurang-kurangnya delapan elemen kesehatan yang esensial untuk menyajikan PHC,
sebagai berikut :
a.
Pendidikan
tentang masalah-masalah kesehatan yang
lazim dan dirasakan serta metoda-metoda pengendalian masalah tersebut.
b.
Peningkatan
suplai makanan serta nutrisi yang tepat.
c.
Perawatan
kesehatan ibu hamil dan anak, termasuk keluarga berencana.
d.
Persediaan
air yang cukup dan memenuhi syarat yang tidak membahayakan dan memenuhi syarat
dasar-dasar sanitasi.
e.
Imunisasi
terhadap penyakit infeksi yang utama.
f.
Pencegahan dan pengendalian
penyakit endemis setempat.
g.
Pengobatan
penyakit yang umum dan cedera.
h.
Penyediaan
obat-obatan untuk di rumah tangga masyarakat (Mubarak Wahid Iqbal, Chayatin, Nurul.
2009).
B.
Bekerja Dalam Masyarakat
Pekerja kesehatan yang
tergabung dalam suatu pusat kesehatan mempunyai tanggung jawab khusus untuk
menyokong pekerja kesehatan desa dan, pada saat yang sama, menjadi penyambung
antara pekerja tersebut dan pelayanan kesehatan tingkat pusat atau kabupaten
(McMahon, Rosemary, 2002).
Pekerja kesehatan seperti
ini hampir selalu mempunyai fungsi manajemen, sehingga harus mengenali
masyarakat tersebut dan mengetahui sebanyak-banyaknya masalah dan kebutuhan
mereka, dari para pekerja kesehatan di daerah tersebut dan dari pemimpin
masyarakat. Banyak masalah mungkin tidak tampak sebagai masalah kesehatan
tetapi kebanyakan, misalnya perumahan yang buruk dan kurang gizi, akan menjadi
penyebab, atau berhubungan dengan, masalah kesehatan. Masyarakat tidak akan
menjadi atau tindakan tetap sehat sampai masalah ini diselesaikan.
Masalah-masalah seperti itu memerlukan kerja sama lintas sektoral antara sektor
kesehatan dengan sektor lain, misalnya pendidikan atau pertanian, masalah lain
dapat diselesaikan oleh masyarakat sendiri dengan pertolongan dan saran dari
para pekerja sosial (McMahon, Rosemary, 2002).
Kebanyakan negara memiliki
rencana kesehatan nasional atau sejumlah program nasional misalnya kesehatan
ibu dan anak, atau pengendalian penyakit menular (misalna lepra, tuberkulosis).
Departemen kesehatan menetapkan kebijakan umum dan merinci tujuan umum program
yang harus diterapkan pada tingkat madya dan dasar. Tujuan umum ini harus
diperinci menjadi tujuan dan sasaran menengah. Misalnya, tujuan nasional adalah
memberantas polimielitis. Tujuan program mungkin adalah menurunkan insidensi
(angka kejadian kasusu baru) kelumpuhan akibat poliomielitis sampai 50%, dan
sasarannya mungkin “mengimunisasi semua anak di bawah usia dua tahun, yaitu
tiga juta anak, terhadap poliomielitis dalam dua tahun, dari 1.1.1993 sampai
1.1.1995”. pada tingkat daerah, sasarannya dirinci menjadi jumlah anak berusia
di bawah dua tahun sesuai dengan yang terdapat di daerah tertentu, yang mungkin
berjumlah 5000 anak. Pada tingkat dasar, jumlah 5000 harus dibagi-bagi supaya
dapat mencakup beberapa desa, mungkin 1000 anak pada satu desa, 500 anak di
desa lain, dan seterusnya sampai seluruh daerah mencakup, setiap pekerja
kesehatan primer akan memiliki sasaran kecil di daerah kecil. Jumlah
keseluruhan dan beberapa daerah kecil akan menjadi 5000 anak yang akan
diimunisasi di wilayah itu (McMahon,
Rosemary, 2002)
C.
Meningkatkan Cakupan Kesehatan
Di banyak negara, banyak
sekali keluarga tidak dapat menjangkau perawatan kesehatan atau tidak tercakup
oleh sistem kesehatan. Bagaimana seorang pekerja kesehatan primer di sebuah
desa dapat mengadakan perawatan kesehatan untuk banyak orang, terutama bagi
mereka yang tinggal sampai sejauh 10 atau 20 km. salah satu cara adalah dengan
bekerja sama dengan masyarakat dan menggunakan sumber daya yang ada dalam
masyarakat sehingga, untuk sejumlah tugas, masyarakat dapat mengurusi dirinya
sendiri, dengan dukungan pekerja kesehatan yang mengunjungi mereka dari waktu
ke waktu. Penduduk desa akan mengirim orang sakit atau mereka yang memerlukan
perawatan dan nasihat yang lebih khusus kepada pekerja kesehatan masyarakat
atau perawat apotik atau pusat kesehatan (McMahon, Rosemary, 2002).
Pekerja kesehatan yang
memiliki peran manajemen meningkatkan cakupan kesehatan dengan melatih dan
mendukung para pekerja kesehatan masyarakat dan dengan kata lain memperluaskan
cakupan kesehatan masyarakat (Supartini
nurlina. 2000).
D.
Merencanakan Kegiatan Kesehatan
1. Fungsi
Perencanaan
Prinsip
pembagian kerja memiliki hubungan langsung dengan perencanaan dan
pengorganisasia tenaga kerja. Rencana yang baik harus menjabarkan dengan jelas
tugas-tugas yang akan dilaksanakan dan orang yang ditugaskan untuk
menjalankannya. Demikian juga, prinsip penghematan sumber daya yang langka
berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan merupakan usaha untuk menjawab
pertanyaan sebelum pertanyaan itu benar-benar timbul, mengantisipasi sebanyak
mungkin keputusan pelaksanaan dengan meramalkan masalah-masalah yang mungkin
timbul, dan menerapkan prinsip-prinsip serta menetapkan aturan-aturan untuk
memecahkannya. Dengan demikian, perencanaan mencakup rincian kriteria evaluasi,
aturan dan norma yang akan dipakai dalam keputusan penerapan (Lancaster Jeanette,
Stanhope Marcia. 1997).
2. Keputusan
Perencanaan Mengenai Tujuan
Keputusan
perencanaan yang pertama adalah menentukan masalah-masalah apa yang ada dan
mana di antara mereka yang perlu mendapat perhatian prioritas. Sebuah masalah
mungkin berupa kesenjangan anatara apa yang ada dan apa yang seharusnya, atau
suatu halangan untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Perencanaan juga harus
memutuskan siapa yang berisiko itu tinggal dan bekerja, tingkatan sosial
mereka, dan ‘daerah cakupan’ yang dapat mencapai mereka. Keputusan perencanaan
yang paling penting adalah seberapa jauh perencanaan tersebut ditujukan untuk
mengurangi masalah, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai pengurangan itu.
Singkatnya, fungsi perencanaan adalah untuk mempelajari masalah-masalah dan
memutuskan perubahan yang akan dilakukan (Perry,
Potter. 2009).
3. Keputusan
Perencanaan Mengenai Kegiatan
Keputusan
pertama menyangkut kegiatan yang diperlukan, mungkin berada di bawah judul
besar kegiatan pelayanan, pengembangan, dan kegiatan penyokong. Untuk setiap
kegiatan, harus di putuskan individu, kelompok, atau masyarakat sasaran yang
akan terkena kegiatann tersebut. (sasaran tersebut tidak selalu merupakan
masyarakat yang secara langsung terkena masalah, misalnya para ibu dapat
dididik mengenai gizi anak-anak). Kemudian diperlukan sebuah keputusan mengenai
jumlah masing-masing jenis kegiatan yang diperlukan untuk mencapai kelompok
sasaran, misalnya satu, dua, atau tiga kali kunjungan. Seringkali terdapat
beberapa pilihan cara untuk melaksanakan kegiatan, ada berbagai kemungkinan
teknik, metode, dan kerangka institusional. Harus dibuat keputusan mengenai
pendekatan yang tepat untuk keadaan tertentu. Keputusan lebih lanjut menyangkut
waktu, urutan, frekuensi, tempat kegiatan, dan penyerahan tugas dan tanggung
jawab kepada para anggota staf tim kesehatan. Singkatnya, fungsi perencanaan
memerlukan perancangan kegiatan tim yang terinci (McMahon Rosemary. 2002).
4. Keputusan
Perencanaan Mengenai Sumber Daya
Keputusan
mengenai sumber daya berbeda dari keputusan yang menyangkut tujuan dan kegiatan
dalam hal jumlahnya. Segera setelah sumber daya dasar yang diperlukan staf,
peralatan, persediaan mengenai jumlah yang diperlukan dari masing-masing sumber
daya tersebut. Keputusan ini memungkinkan untuk membuat, dan karenanya
keputusan mengenai anggaran dapat dilakukan. Pertimbangan logistik akan
membantu memutuskan dari mana sumber
daya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan itu dan ke mana harus
disalurkan. Secara khusus, akan diperlukan beberapa keputusan mengenai dari
mana dan didapatkan, yakni pengaturan keuangan sehingga berbagai sumber dana,
dari masyarakat atau badan lain, dapat ikut membantu anggaran. Dengan demikian,
tugas perencanaan ini menyangkut masalah spesifikasi dan jumlah sumber daya (McMahon Rosemary. 2002).
5. Merencanakan
Kegiatan Kesehatan Langkah demi Langkah
Perencanaan
bermula sebagai sebuah gagasan atau sebagai respon terhadap keadaan tertentu,
ini dapat terjadi di senuah tingkatan sistem kesehatan. Namun, biasanya
kementerian kesehatan mengeluarkan kebijakan dan pedoman umum sistem. Peranan
tim kesehatan dengan demikian adalah menerjemahkan kebijakan itu di tingkat
daerah, merencanakan penerapannya, dan memastikan bahwa kebijakan tersebut
terlaksana (Supartini
nurlina. 2000).
Pada
pekerjaan rutin, perencanaan terjadi secara terus-menerus. Metode perencanaan
dapat diterapkan pada program besar, misalnya program nasional malaria atau
pada program kecil, misalnya penyuluhan kesehatan untuk seorang pasien.
Langkah-langkah perencanaan kegiatan menitikkan pada lima langkah perencanaan,
yaitu :
a.
Mengamati
keadaan
1.
Sumber
informasi : untuk tujuan perencanaan perawatan kesehatan primer, diperlukan
informasi keterangan mengenai:
·
Masyarakat
(jumlah penduduk, kelahiran dan kematian, kelompok umur, perumahan, sekolah,
pemimpin, organisasi).
·
Kesehatan,
penyakit, dan kesehatan
·
Organisasi
pelayanan kesehatan
·
Staf
kesehatan
·
Sumber
daya masyarakat
2.
Jenis
dan sumber informasi dan metode pengumpulannya
jenis
|
Sumber dan metode
|
-
Mengenai
kesehatan penduduk
-
Mengapa
masalah timbul
-
Jenis
perawatan kesehatan tradisional yang tersedian
-
Sikap
dan kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan dan kesakitan
-
Mengenai
pekerjaan kesehatan yang dilakukan
-
Bagaimana
perasaan penduduk mengenai pekerjaan itu
-
Apa
yang dirasakan perlu oleh penduduk
|
-
Masyarakat
-
Mendengarkan
dan mengamati
-
Masyarakat
-
Berbicara dengan penduduk
-
Mendengarkan
apa yang dikatakan penduduk, terutama para pemimpin
-
Mendengarkan
apa yang dikatakan penduduk, terutama para pemimpin
-
Berbicara
dengan para pekerja pembangunan masyarakat lainnya
|
3.
Mengumpulkan
informasi dasar mengenai masyarakat
Informasi
dasar seringkali perlu dikumpulkan untuk memutuskan jenis kegiatan kesehatan
apa yang diperlukan untuk menghitung jumlah orang yang harus menerima berbagai
jenis pelayanan kesehatan. Keterangan ini juga memungkinkan menilai kemajuan
setiap selang waktu tertentu. Suatu informasi dasar akan berisi :
·
Jumlah
penduduk dan distribusi berdasarkan jenis kelamin
·
Distribusi
berdasarkan kelompok umur (tahun). 0-1, 1-5, 5-9, 10-14, 15-24, 25-34...65+
·
Pekerjaan
utama
·
Susunan
keluarga umumnya
·
Jumlah
kelahiran dalam masyarakat pada tahun lalu
·
Jumlah
lahir mati atau kematian anak di bawah usia satu tahun pada tahun lalu
·
Kemungkinan
penyebab kematian
·
Penyakit
yang paling banyak
·
Siapa
yang dipanggil atau diminati nasihat oleh masyarakat bila mereka sakit
·
Topografi
(gambaran geografis ) daerah
·
Sumber
penyediaan air
·
Cara
pembuangan tinja
·
Makanan
yang tersedia dan dimakan
Keterangan
ini dapat dikumpulkan melalui beberapa cara. Para pemimpin desa dapat
memberikan beberapa di antaranya, tetapi survei ke rumah-rumah tangga juga
perlu dilakukan untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan (McMahon Rosemary. 2002).
4.
Informasi
mengenai sumber daya yang tersedia
Sewaktu
memilih suatu tindakan, semua jenis sumber daya masyarakat dan pelayanan kesehatan
harus dipertimbangkan
secara sistematis, satu per satu. Jenis-jenis utama tersebut adalah, sebagai
berikut :
·
Orang,
yang berlatih, terampil atau yang lain yang terlibat dalam pengadaan pelayanan
perawatan kesehatan.
·
Bangunan,
misalnya apotik, pusat kesehatan, rumah sakit daerah.
·
Informasi,
buku dan petunjuk, catatan dan laporan, penelitian masyarakat, survai.
·
Faktor
sosial dan lingkungan, pendapat masyarakat, dukungan pemerintah, sumber daya
teknis (misalnya, listrik), iklim.
·
Uang,
diperlukan untuk memperoleh sumber daya yang lain (misalnya membeli
obat-obatan.
·
Waktu,
misalnya : waktu yang paling disukai masyarakat untuk ikut serta dalam program
kesehatan.
5.
Mengumpulkan
informasi untuk mejelaskan penyebab masalah
Keterangan mungkin juga harus dkumpulkan untuk membantu
memahami mengapa suatu masalah dapat timbul. Jadi, mungkin diperlukan
penyelidikan untuk mengetahui mengapa laporan bulanan menunjukan peningkatan
insidensi diare. Pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini mungkin perlu
disimak :
·
Apakah
masyarakat mengerti akan perlunya higiene dan sanitasi yang baik ?
·
Adakah
sikap dan kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah ?
·
Apakah
persediaan air aman ? bila tidak, mengapa ?
·
Apakah
masyarakatmenggunakan jamban yang telah dibuat ? bila tidak, mengapa ?
6.
Menganalisis
informasi
Mengumpulkan keterangan saja tidaklah cukup. Keterangan
tersebut harus diaalisis dan dicerna. Informasi harus dipilah-pilah, sehingga
hanya yang berguna yang dioperhatikan. Informasi ini harus diatur sedemikian
rupa sehingga dapat diperbandingkan dengan keterangan lain (distandarisasi),
dan dicatat sehingga dapat diingat, ditemukan lagi bila diperlukan, dan
disampaikan kepada orang lain yang memerlukannya.
b.
Mengenali
masalah
Ada
dua batasan masalah yang berguna, seperti di bawah ini :
·
Masalah
adalah kesulitan atau hambatan yang timbul di antara keadaan sekarang dan
tujuan yang diinginkan di masa datang.
·
Masalah
adalah kesenjangan yang dirasakan antara apa yang ada dan yang seharusnya ada.
1.
Memilah
masalah yang penting
Dalam memilih masalah-masalah yang penting, akan
bermanfaat bila semua masalah dikelompokkan dibawah judul-judul berikut ini :
·
Masalah
penyakit atau kesehatan, misalnya : malaria, kurang gizi, penyakit pernapasan,
dan diare.
·
Masalah
pelayanan kesehatan, misalnya : kekurangan obat, kelangkaan pekerjaan yang
berkualitas, dan kesulitan mengunjungi daerah terpencil.
·
Masalah
masyarakat, misalnya : penyediaan air yang kurang, tidak ada oendidikan dasar,
penduduk harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke pusat kesehatan, hasil
panen yang buruk dalam dua tahun ini, dan penduduk laki-laki pergi dari desa
untuk bekerja di sektor industri.
c.
Menetapkan
tujuan
Setelah
masalah-masalah prioritas dipilih, langkah berikut adalah menentukan seberapa
jauh/besar masalah dapat dikurangi atau apakah dapat dituntaskan. Banyak
masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan dengan segera. Mereka memerlukan
gabungan beberapa kegiatan untuk mengatasinya, karena menyangkut masyarakat.
Menentukan
tujuan adalah suatu langkah positif menuju peningkatan kesehatan. Sebuag tujuan
menyatakan hasil yang ingin dicapai dengan tepat. Seringkali, jasa pelayanan
diselanggarakan bertahun-tahun tetapi perbaikan yang terlihat dimasyarakat
hanya sedikit atau tidak ada sama sekali, karena kegiatan kesehatan itu tidak mempunyai
tujuan yang jelas. Dengan menetapkan tujuan, apa yang telah dikerjakan dapat
terus menerus dinilai dan, pada akhir jangka waktu yang telah ditentukan, dapat
dievaluasi, yakni pencapaian program dapat diukur dan dilakukan penilaian
mengenai kemaknaannya, untuk kemudian dilakukan perubahan-perubahan untuk
memperbaikinya.
1.
Ciri-ciri
tujuan yang bermanfaat
Tujuan
harus memenuhi beberapa kriteria : harus relevan,
dapat dilaksanakan, dan dapat diamati atau diukur. Sebuah tujuan dikatakan relevan bila sesuai dengan kebijakan
kesehatan secara umum dan berkaitan dengan masalah yang akan diselesaikan ataun
dikurangi. Sebuah tujuan dikatakan dapat dilaksanakan (feasible) bila ia dapat dicapai, yakni bila sumber daya yang
diperlukan tersedian dan hambatan-hambatan dapat diatasi. Sebuah tujuan
dikatakan terukur bila hasil akhirnya dapat dinyatakan dalam angka.
2.
Tujuan
dapat dinyatakan pada berbagai tingkatan dalam sistem kesehatan
Berikut
ini adalah sebuah contoh dari penetapan tujuan oleh kementeriaan kesehatan pada
tingkat nasional :
·
Pada
akhir 5 tahun, kurang dari 4% anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang masih
menderita kurang gizi (kurang
dari 60% berat menurut umur pada pertumbuhan standar).
Pada tingkat
daerah, tujuan itu dinyatakan sebagai sejumlah target operasional. Berikut
adalah contoh target operasional dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan :
·
Menemukan
anak-anak usia 0-3 tahun yang kekurangan gizi, sesuai dengan kriteria gizi yang
dipakai (desa dan jumlah anak yang akan dicakup harus didaftar).
·
Melatih
para pekerja kesehatan desa untuk mengenali keadaan malnutrisi sesuai dengan
kriteria (jumlah para pekerja kesehatan desa yang akan dilatih harus
diberitahu).
·
Mengatur
jumlah sesi pelatihan.
·
Menyelenggarakan
perawatan anak-anak kurang gizi sesuai dengan instruksi standar (mutu perawatan
dapat dinilai).
Pada tingkat
desa, target operasional pekerja perawatan kesehatan primer akan :
·
Mencatat
semua bayi lahir.
·
Menentukan anak kurang gizi di
antara populasi anak usia 0-3 tahun (sesuai dengan kriteria khusus).
·
Menyelenggarakan
pelayanan terhadap anak kurang gizi sesuai dengan instruksi standar.
d.
Mengkaji
hambatan
1.
Jenis
hambatan dan keterbatasan
Keterbatasan
suatu kegiatan dapat hanya berupa kekurangan sumber daya yang ditemukan sewaktu
dilakukan pengkajian ulang mengenai sumber daya, misalnya :
·
Penduduk
tidak tertarik, atau mereka merasa memiliki kebutuhan lain yang lebih penting,
atau tidak ada orang-orang yang terlatih atau terampil untuk menjalankan
program.
·
Peralatan
tidak tersedia atau terlalu mahal
·
Informasi
sulit didapat, tidak terdapat buku-buku, dan statistika tidak tersedia.
·
Uang
tidak dapat dikumpulkan dari masyarakat setempat.
·
Waktu,
para staf tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan semua hal yang
diharapkan dikerjakan.
Mungkin ada
beberapa hambatan lingkungan tertentu. Sewaktu membuat perencanaan, lingkungan
harus dikaji untuki melihat apakah terdapat kesulitan-kesulitan tertentu,
misalnya :
·
Keadaan
geografis : yang akan penting untuk pembangunan jalan, pemasaran barang, atau
mengirim pasien ke rumah sakit, misalnya gunung, sungai, dan danau dapat
menyebabkan hambatan yang berarti dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yangt baik di beberapa daerah.
·
Iklim
: yang dapat mempengaruhi jenis bangunan, sarana transportasi, tanaman yang
tumbuh, sifat masalah kesehatan.
·
Kendala
teknis yang berhubungan dengan pembangunan teknis dalam masyarakat : misalnya,
alat pemusing (centrifuge) listrik
tidak berguna di pusat kesehatan yang tidak memiliki aliran listriknya.
·
Faktor
sosial : yang merupakan hambatan paling berarti. Mengkin terdapat beberapa
kebiasaan atau tabu yang bertentangan dengan rencana, penduduk dapat mempunyai
prasangka terhadap gagasan-gagasan baru, atau ada hukum atau peraturan (yang
baik atau buruk) yang menghalangi pelaksanaan beberapa kegiatan.
2. Menganalisis hambatan
Cara
sederhana untuk menganalisi hambatan adalah dengan membuat daftar tujuan,
tuliskan hambatan dan keterbatasan untuk masing-masing dan masukkanlah mereka
di bawah tiga judul, seperti berikut ini :
·
Hambatan
yang dapat diatasi : yakni dapat dicarikan jalan keluarnya. Misalnya,
menyelenggarakan dan memperbaiki perawatan ibu hamil. Hambatannya : kekurangan
bidan yang berijazah. Jalan keluar yang disarankan adalah melatih dukun
bersalin dan menyelenggarakan pengawasan yang dilakukan oleh bidan.
·
Hambatan
yang dapat dimodifikasi dan dikurangi : misalnya, sejumlah desa ingin anak-anak
mereka dididik. Mereka menetapkan target membangun sebuah sekolah dan
memperkerjakan seorang guru. Ternyata sumber daya yang ada tidak cukup,
sehingga bukannya membangun gedung sekolah mereka, membangun rumah yang dapat
menarik seorang guru untuk datang ke daerah terpencil. Seorang guru dapat
mengajar tanpa gedung sekolah, tetapi sebuah bangunan, bagaimanapun lengkapnya,
tidak berguna tanpa guru.
·
Hambatan
yang tidak deapat diatasi atau dikurangi : sebagian besar penduduk memiliki
penghasilan yang lebih kurang tetap, setidak-tidaknya untuk jangka waktu yang
panjangt. Orang dapat membuat anggaran yang baik, membelanjakan uangnya dengan
cara yang berbeda, dan melakukian tawar-menawar, tetapi penghasilan tidak
berubah, sehingga penghidupan harus disesuaikan dengannya. Dalam perencanaan
kesehatan, suatu tujuan kadang-kadang harus diganti dengan yang lainnya yang
membutuhkan sumber daya lebih sedikit. Misalnya, bila semula direncanakan untuk
memperkerjakan seorang pengawas bidan dan tidak seorangpun yangt ada, maka
tujuan dapat dirubah menjadi memperkerjakan seorang dukun bersalin
berpengalaman yang telah dilatih yang akan mendorong dan membantu yang lain.
e.
Menjadwalkan
kegiatan
Setelah tujuan dean target ditetapkan hambatan telah
dibahas, tim kesehatan bersama masyarakat akan merencanakan bagaimana target
ini sksn dicapai. Ada berbagai cara untuk mencapainya. Rangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan dan target ka kadang-kadang disebut strategi, yang berarti
perencanaan dan penggunaan sumber daya sedemikian rupa sehingga memberikan
kemingkinan terbaik untuk berhasil. Sebelum merencanakan kegiatan secara rinci
hal yang harus di perhatikan, adalah :
·
Memikirkan
cara-cara alternatif untuk mengatasi hambatan dan mencapai tujuan.
·
Menyeimbangkan
sumber daya dan kebutuhan.
·
Memilih
rangkaian tindakan yang terbaik.
·
Menjelaskan
dengan rinci segala aktivitas yang dibutuhkan, berdasarkan rangkaian tindakan
yang telah dipilih.
1.
Mempertimbangkan
rangkaian tindakan alternatif
Sebaiknya dilakukan pengumpulan gagasan-gagasan
darimasyarakat cara sederhana untuk mengatasi atau mengurangi hambatan dan
keterbatasan. Hambatan dan keterbatasan harus dirundingkan terlebih dahulu
sebagai masalah tersendiri dan kemudian sebagai kelompok topik yang saling
berhubungan. Para wakil masyarakat harus diikutsertakan dealam setiap
diskusi. Bila sumber daya terbatas, maka
dipakai dua prinsip umum, yaitu :
·
Gunakan
sumber daya yang ada sebaik-baiknya sebelum meminta yang lain.
·
Sumber
daya yang paling siap digunakan semaksimal mungkin, sebelum sumber daya.
2.
Menyeimbangkan
sumber daya dengan kebutuhan
Untuk
membantu memutuskan rencana tindakan (strategi), sebainya dibuat suatu daftar
atau tabel tentang sumber daya yang diperlukan untuk berbagai strategi, dan
daftar mengenai berbagai kemungkinan, dengan memperhatikan apakah semua sumber
daya yang diperlukan tersedia atau dapat diadakan. Manfaat perencanaan dalam
hal ini adalah untuki memastikan bahwa akan terjadi beberapa perubahan. Akan
terjadi kemajuan menuju target.
3.
Memilih
strategi yang terbaik
Dalam
memperkenalkan rancangan strategi alternatif, beberapa kriteria telah
disebutkan, kriteria ini diterapkan untuk memilih strategi yang paling baik :
·
Harus
merupakan strategi yang memerlukan sedikit mungkin sumber daya yang langka,
tetapi sekligus juga memakai sumber daya yang ada sebesar-besarnya.
·
Harus
merupakan strategi yang paling sesuai bagi lingkungan, nilai-nilai dan perilaku
dalam masyarakat, yakni memperkenalkan perubahan-perubahan yang dapat diterima
yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam pelayana yang diusulkan.
·
Harus
merupakan strategi yang dapat memenuhi target jumlah, mutu dan cakupan
pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
4.
Memiih
satu dari strategi alternatif yang telah dikaji ulang
Keuntungan
strategi yang telah dipilih, yaitu :
·
Akan
melayani sebagian besar penduduk dengan
melatih DB agar dapat mengadakan perawatan antenatal sederhana dan menemukan
para wanita berisiko tinggi, staf pusat kesehatan akan memilih lebih banyak
waktu untuk mengadakan pelatihan dan mengawasan serta untuk menangani
kasus-kasus yang berat.
·
Ini
adalah strategi yang diinginkan para penduduk. Mereka telah mengenal para DB,
yang selalu siap melayani penduduk desa.
5.
Mendefinisikan
kegiatan yang dipilih
Mendefinisikan
secara rinci kegiatan yang diperlukan untuk strategi yang telah dipilih juga
mengikutsertakan tim kesehatan dan para wakil masyarakat.
6.
Menulis
rencana garis besar
Sebuah rencana dapat dituliskan dalam berbagai cara.
Urutan penulisannya bergantung pada tujuan atau penggunaan utamanya.
Kadang-kadang pemerintah atau dewan memerlukan perencanaan dalam bentuk khusus,
terutan bila diajukan untuk meminta dana atau sumber daya blainnya. Sebaiknya
dibuat ringkasan singkat dari rencana keseluruhan dan kemudian menambahkan
rinciannya, misalnya, daftar peralatan, dalam lampiran. Terlalu banyak rincian
akan mengaburkan pandangan rencana keseluruhan, tetapi rincian diperlikan supaya
pekerja kesehatan yang bertanggung jawab mengelola program memiliki kendali
penuh atas pelaksanaannya. Untuk memastikan bahwa uang, tenaga, dan peralatan
tersedia pada waktunya, perli disertakan suatu jadwal waktu (time table) sebuah daftar terinci mengenai
target waktu sebagai lampiran rencana (McMahon Rosemary. 2002).
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Pelayanan kesehatan primer
merupakan pelayanan kesehatan esensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara
universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Pelayanan kesehatan
dibuat keberadaannya untuk mereka melalui partisipasi penuh dari mereka dan
disiapkan dengan biaya yang terjangkaunya dan merangkum berbagai aspek
masyarakat dan negaranya. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas
jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan
(Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).
Pelayanan
kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin
tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk (Lancaster.J dan
Stanhope.M, 1997). Pelayanan primer berfokus pada pelayanan kesehatan
individual, sedangkan pelayanan kesehatan primer berfokus pada perbaikan
kesehatan dari seluruh populasi (Perry, Potter. 2009).
B.
Saran
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi pembaca pada umumnya. Dan penulis
juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar